Satu hal yang paling dinanti dalam usiaku saat ini.
Ini berawal dari percakapan dengan sobatku di Semarang,,
sebuah kata tanya “KAPAN?”
kapan aku menikah?
Pikirku, ini wajar saja ketika pertanyaan itu kutanyakan
pada diriku bahkan dalam doaku pada tuhan.
Perempuan seusiaku, 22 tahun.
Ketika melihat teman seusiaku sudah menikah, bahkan sudah mempunyai
anak.. sepertinya indah.
Ya! Rumput tetangga memang terlihat lebih hijau.
Beberapa teman berbagi cerita kepada ku tentang bagaimana
perjalanan kisah mereka, “kisah cinta”.
Ada yang menjalinnya
sudah bertahun-tahun, ada yang baru mengenal beberapa bulan saja, ada yang
bertemu lagi dengan cintanya yang dulu, bahkan ada yang baru mengenal sudah
berani untuk mengambil langkah ke pernikahan. Jalan yang berbeda.. begitupun
denganku,,
Aku tidak mengetahui jalan hidupku kelak, aku belum tau
bagaimana tuhan mempertemukanku dengan jodohku yang telah tertulis.
Cara bagaimana kita bersamanya adalah pilihan kita, dengan
cara yang seadanya, atau dengan cara yang penuh usaha.
Itu pilihan.
Aku percaya pada janji tuhan! Kita yang menjemputnya,
tentunya dengan usaha!
Satu rahasia yang baru kudapatkan, sebuah jawaban yang indah
untuk penantian seseorang sepertiku..
Suatu jawaban dari calon imam untukmu makmumku
“bismillahirrohmanirrahim, duhai ukhty.. terurai kata
seuntai do’a slalu ku panjatkan kepada Allah ta’ala, sebelum hadirnya diriku
untuk menjemputmu semoga engkau sabar dalam menantikan ku. Semoga ketabahan
selalu kau lakukan. Semoga keta’atan
pada Allah dan orang tuamu yang tetap no 1 sebelum aku hadir menjadi imammu
yang harus kau ta’ati nanti. Tetaplah sabar dalam kesendirian yakinlah kita pasti bertemu bila saatnya sudah tiba. Jangan
bersedih bila ku tak hadir hari ini, mungkin saja besok, lusa , atau tahun
depan, tentunya waktu terbaik yang tuhan tentukan untuk kita bertemu, belajar
bersama. Taukah kenapa tuhan tidak
mempertemukan kita sekarang?
Karna tuhan memberi kita kesempatan untuk kita saling
memperbaiki diri, bagaimana jadi wanita yang sholehah, bagaimana jadi anak yang
berbakti, bagaimana menjadi istri yang
berbakti dan bagaimana bisa menjadi menantu yang baik. Begitupun aku di sini.
Belajar bagaimana aku menjadi lelaki yang shaleh, bagaimana aku jadi anak yang
berbakti, bagaimana aku jadi imam yang bisa menuntunmu menuju cinta yang
sempurna, Allah SWT. Sabarlah menanti. Janji Allah maha benar!. ”
Entah siapa dia..
Tapi jawaban ini membuatku mengerti..
Tuhan masih mengajarkan kita bagaimana menahan hawa nafsu
Melatih kesabaran.. ternyata akan ada hal yang indah..
Aku mengerti disaat penantianku saat ini, aku masih harus
banyak belajar,
Aku mempunyai waktu yang lebih untuk berbakti kepada kedua
orang tuaku..
Aku mempunyai waktu yang lebih untuk memperbanyak ilmu yang
kelak teorinya ku praktekan dalam hidupku, dalam pernikahankku, pada suamiku
dan anak-anakku.
Bukankah pernikahan itu adalah penyempurna agama? Pembekalan
agama sebelum pernikahan rasanya sangat penting, itu yang akan menjadi modal
untuk imamku menuntunku dalam perjalanan itu.
Berharap doa ku terkabul,, aku adalah seseorang yang kau
butuhkan, begitupun sebaliknya
Kamu, yang masih menjadi rahasia tuhan..
Berharap penantian dan usaha ini akan menjadi pelangi yang
indah. Amin
Hingga kamu menjemputku dari kedua orang tuaku..